Home » » Memilih Bisnis Franchise

Memilih Bisnis Franchise

Memilih Bisnis Franchise
Franchise atau waralaba mempunyai pengertian kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan,  hak kelola serta hak pemasaran.

Kata Franchise dipopulerkan di negara Amerika Serikat sekitar akhir perang dunia ke-2 atau sekitar tahun 1960-an. Saat itu banyak berkembang bisnis maupun penipuan yang menggunakan sistem franchise. Tetapi kata franchise ini sendiri berasal dari bahasa Perancis yang sejarahnya dahulu kala raja memberikan hak tanah kepada para bangsawan dengan membayarkan upeti kepada raja.
Pada tahun 1960 telah berdiri organisasi yang bernama IFA (International Franchise Association) dengan alamat website “franchise.org”. Tujuan IFA berdiri adalah membuat daftar usaha franchise yang mempunyai lisensi dan berada di dalam standar IFA yang ada agar usaha franchise tersebut layak untuk diminati. Pada tahun 1978, Federal Trade Commission (FTC) mengeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap Franchisor yang akan memberikan penawaran peluang waralaba kepada publik yang berisi informasi lengkap mengenai peluang bisnis Franchise yang ditawarkan, seperti: sejarah bisnis, pengelola, hal yang berkaitan dengan hukum, prakiraan investasi, deskripsi konsep bisnis, dan salinan dari perjanjian Franchise. Selain itu daftar nama, alamat dan nomor telepon dari pemilik Franchise adalah informasi yang diwajibkan. UFOC bertujuan untuk menyampaikan informasi yang cukup mengenai perusahaan untuk membantu calon pebisnis Franchise dalam mengambil keputusan.

Menurut peraturan yang menjadi payung hukum waralaba di Indonesia, yaitu UU No 42 Tahun 2007, yang dimaksud Waralaba atau Franchising adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Jadi bisnis waralaba yang berkembang di Indonesia harus terbukti berhasil dahulu sebelum mempunyai lisensi.

Sampai saat ini sudah ada 750 franchise lokal di Indonesia yang terdiri dari 100 bisnis franchise dan sisanya adalah bisnis oportunity atau yang serin disebut BO. Sedangkan usaha asing yang ada di Indonanesia sekitar 260 yang sebagian besar adalah franchise. Sebenarnya franchise dan BO serupa namun yang membedakannya antara bisnis franchise dengan BO adalah bisnis franchise harus sudah berhasil baik dari sisi keuangan, manajemen hingga mencapai efesiensi dan efektvitas yang tinggi. Dan indikator keberhasilan lain biasa ditunjukkan dengan eksistensi bisnis yang telah berjalan paling tidak 5 tahun.

Kriteria kedua dari bisnis franchise adalah harus memiliki keunikan yang tidak mudah ditiru oleh pebisnis lain. Misalnya komposisi resep masakan yang yang jadi unggulan dan dirahasiakan oleh pemilik franchise serta manajemen bisnis yang berbeda. Dan kategori ketiga adalah bisnis tersebut memiliki cabang bisnis franchise (prototype) yang telah berjalan paling sedikit 3 prototype. 3 kriteria utama inilah yang menentukan suatu bisnis dapat digolongkan sebagai franchise atau BO. Sedangkan 5 kriteria lain franchise yang juga dimiliki BO yang tidak jarang membuat orang sulit membedakan antara franchise dan BO diantaranya:
1. Bisnis tersebut telah memiliki standardisasi.
2. Mudah diajarkan secara sederhana dalam waktu 1-30 hari atau memiliki panduan manual dan pelatihan bagi franchise.
3. Profitable/menguntungkan.
4. Memiliki costumer base yang kuat.
5. Bisnis tersebut masih dalam fase pertumbuhan sehingga masih berprospek untuk digarap.

Sekilas franchise dan BO memiliki kesamaan namun pada umumnya modal awal franchise rata-rata diatas 250 juta sedangkan apabila modal yang dipunyai kurang dari itu, banyak ditawarkan untuk berbisnis BO.
Adapun hal lain yang membuat BO semakin marak dan dipilih adalah tidak adanya royalty fee yang selama ini cukup melekat dengan image franchise, namun BO biasanya mudah ditiru oleh pelaku usaha lain seperti misalnya burger atau stik kentang yang semakin marak sehingga persaingannya cukup ketat. Sehingga pilihan di tangan anda francise atau BO.

Apapun pilihannya berikut beberapa tahapan agar lebih memantapkan dalam menentukan pilihan franchise. Pertama tanyakan besar keuntungan yang dapat diperoleh dari bisnis ini, minta laporan neraca rugi laba serta laporan penjualan rataan pertiga bulanan dalam kurun waktu 3 tahun. Jika grafik penjualan tersebut menunjukkan peningkatan, bisnis tersebut masih layak digarap. Namun jika grafiknya menurun, berarti bisnis tersebut belum stabil atau sudah jenuh.

Kedua lakukan survey terhadap bisnis franchise tersebut, tanyakan kepada franchisor kapan usaha itu dimulai dan kapan difranchisekan? Siapa franchisor pertamanya? Dan minta beberapa franchise untuk diwawancarai.

 Ketiga buat proyeksi keuangan hingga diketahui berapa lama bisa balik modal (BEP) berikut biaya operasional dan berapa keuntungannya. Jika untungnya terlalu besar tidak masuk akal, dan atau terlalu kecil, apa iya sih usaha tersebut menjanjikan? Target BEP idealnya dapat dicapai dalam waktu 6 bulan hingga 2,5 tahun tregantung investasi dan jenis bisnis tersebut. Memang untuk mendapatkan bisnis franchise yang ideal tidaklah mudah, setidaknya diperlukan waktu 3 bulan untuk menelusuri dan mendapatkan data yang cukup untuk menguatkan pilihan anda. Hal ini merupakan langkah antisipatif bagi franchise agar bersemangat mengelola bisnis dan bebas dari resiko gulung tikar.

Tips. Berikut beberapa tips dalam memilih bisnis franchise
1. Pilih usaha yang benar-benar anda minati. Sehingga diharapkan anda menjalaninya tanpa beban dan bisnis menjadi sesuatu yang menyenangkan.
2. Mendapatkan persetujuan dari keluarga terutama anak dan istri. Biasanya franchise harus bekerja keras yang tidak menutup kemungkinan menyita waktu bersama keluarga.
3. Pisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan bisnis.
4. Pilih bisnis yang dibutuhkan banyak orang seperti makanan, minuman, pendidikan dan kursur, salon kecantikan, fitness centre bengkel juga apotik.

0 komentar:

Posting Komentar